Jumat, 26 Agustus 2011

Tanpa Judul

Bukan dejavu,bukan pula mimpi,apalagi urusan ordonansi
ini hanya sebuah telelogis dari realisme manusia lemah yaitu saya

kisah nyata yang mungkin belum dirasakan sedikit manusia lain

masa kecil
lebih tepatnya seorang sanguinis yang beranjak melankolis..

Ingat tidak kau intan,kalau kamu terlahir di Kudus dengan akta kelahiran rembang,tapi tinggal di Jatim
akan tetap saya ingat sebelum saya amnesia atau mati

kudus,midnite kurang 2 jam
01 jan 1993(22.00 WIB)

Seorang ibu dengan keringat dingin,mengerang kesakitan sambil mengelus perutnya.Seorang kakek dan nenek ketakutan.Tiba-tiba datanglah suami ibu itu..

Dengan lembut,istrinya digopoh menuju bidan belakang rumah.Bidan itu sudah siap membantu,dan ibu kesakitan itu ditemani suaminya masuk ke kamar persalinan.

(23.00 wib)
laki-laki bernama suhardi suami ibu hamil tadi keluar menemui ayah ibu mertuanya
"Alhamdulillah,berhasil,bapak kalihan ibu saged mriksani,monggo."

Lahirlah bayi perempuan di tanggal 01 januari 1993,jumat kliwon,kudus dengan bobot(aku lali)
bayi yang imut" dan asli perempuan(^_^)

5 hari pemberian nama

"pripun mas,diparingi nama desi mawon."
"Desi raenek artine.Sing islami wae."
"siti"
"kurang mantep,intan wae jupuk simbol pegadaian,nek menowo sokmben dadi koyok bapake..Nah intan januartanti,laire kan januari,kan yo artine batu intan di januari,tantine buntut thok kui."seru ayah penuh semangat.
"halah ngunu ngakon sing islami" wae,ternyata ora.Manut jenengan ae mas,mogo" dadi berkah,iso dadi atasan koyok bapake tapi gobloke ra turun.Amiin."kata ibu
"woo lha."(senyum ayah)

2 tahun kemudian

"ibu,atu engen kayak embak,bisa sekulah..Pokoke atu engen sekulah."rengek intan.
"kalau pengen sekolah harus bisa baca,apalagi kamu masih 2 tahun(lebih dikit).Ayo,kuajari kamu baca."kata ibu.

Dengan rasa senang intan mengangguk.Dan akhirnya selama 3 bulan intan hafal huruf dan angka.(otak yang lemot).
Bulan berikutnya,Intan mencoba mengeja setiap kata di koran.Tapi tetap tidak bisa,karena dongkol fonem yang dirangkai" lupa saat akan mengucapkan kata,
akhirnya korannya dibalik dan mencoba metode ini(jangan ditiru).So Amazing,kalau tulisannya dibalik malah cepet bisa,kelihatan intan aneh.

Karena ibu tau anaknya bisa membaca walau harus mengeja huruf demi huruf.Akhirnya saat umur 3,5 tahun intan masuk tk..

Disinilah intan melihat dunia luar barunya.Banyak penjual makanan,deket pasar secara,SARANG(PERBATASAN JATENG-JATIM)memang daerah kecil,daerah penuh biru laut.

SARANG(JATIM)
Pantai,Tanah Liat,dan Saya

intan beranjak berumur 4 tahun,dia sudah TK besar,dan akan SD..Setidaknya intan anak bodoh yg pernah dapat piagam menggambar di tk.

Sejak intan disekolahkan,dia menjadi anak balita yang tau sesuatu.Salah satunya dia tahu bahwa
intan itu saya sendiri(penulis cerita ini)

bisa dibayangkan,semua anak kecil nakal,dan imut seperti saya

Minggu pagi
"ayo,jadi ke laut kan."ajak ayah.
Ibu,kakak,dan saya mengangguk.

Kami tak membawa apapun kecuali pakaian dan tubuh yang siap bermain dengan debur ombak.
Pintu belakang rumah telah dibuka ayah.Sesaat kutatap kandang ayam yang agak dekat rumah,sepi..Ayamnya sudah main..
Inilah halaman belakang rumah kami.Tepat didekat kandang ayam ada tanaman kemangi yg sengaja ditanam..Tatapanku mulai beralih pada jarak kira-kira 25 meter diseberang pintu rumah.Itulah tembok berukuran 9 meter sebagai pembatas pantai dan rumah saya.

Ya,bagian belakang rumah saya memang langsung berbatasan pantai,dan bagian depan rumah saya langsung berbatasan dengan jalan raya,dapat disimpulkan kalau tsunami,paling 1 kota mati semua.

Kami berempat menapaki kebun kemangi,bau pagi sangat sedap,dan disini banyak sekali capung.

"kulanuwun mbah,badhe lewat."seru ayah saat melewati pohon jambu besar dengan 1 kuburan tak bernama yang disitu penunggunya ada 4 jin,maklum saya pernah berhubungan dengan salah satu jin itu.(dulu ayah beragama islam tapi tidak sholat,yang mengerti islam cuma ibu dan mbak,sedang saya lebih suka tidak sholat)

Sampailah kami pada pintu tembok pembatas pantai,tentu saja dari besi yang karatan.Suara debur ombak sudah sangat keras

"horeee."teriakku(sambil berlari bersama kakak bermain dalam air)
"ati-ati nok."(nok : panggilan terindah untuk saya dan kakak,khas kudus)

sesekali kami(aku,kakak) melihat nelayan kembali dari laut,menurunkan hasil buruan.Ayah ibu sudah dikenal nelayan-nelayan itu,ada yang terlalu dekat jadi tiap hari minimal kepiting segar 1 kg diberikan pada kami.Lumayan

kakak tidak sengaja menginjak ikan kecil,dipikir kakak tak apa-apa,ternyata ikan itu menempel pada kaki kakak,dan darah mengalir.
Untung si nelayan mengambil ikan itu,lalu membuang semua ikan sejenis itu ke laut.Kami hanya senyum meringis,terlihat wajah bapak menandakan hari itu rezeki hilang.

"intan,sini mandi di laut dulu,biar batukmu cepat sembuh."
"iya buk."(sekeluarga percaya,mandi di laut bisa menyembuhkan penyakit kulit,flu,dan batuk.Entah mengapa setelah mandi teratur 2-3x di laut,batuk saya sembuh)
saat saya di laut bersama ayah dan ibu,kakak saya sedang mengeruk pasir hitam yang basah,dia tersenyum sudah 1 plastik sekitar 10 kerang telah terkumpul.
Cuma 2 jam kami bermain di laut,kembali ke rumah penuh pasir,lalu mandi ke sumur.
Goncangan perut harus diisi saat itu,ibu merebus kerang dan kepiting tadi..

Benar-benar bau enak
 ***
Tahun ajaran telah berganti.Saya menjadi anak SD.Nama SDnya Sendang Mulyo 1,tepat di dekat pasar. Aku hanya anak kecil penakut. Setiap hari,di antar jemput mbah Siwo(nama samaran), beliau sangat sayang padaku,sampai-sampai menyuruh istrinya untuk menjagaku di sekolah.

Aku memang anak cukup berada pada tahun itu,hanya saja itu justru membuatku sepi. Kata mereka, "berteman dengan orang sepertiku hanya akan merepotkan saja."

Aku lelah sendiri,setiap kali aku bisa pergi jalan-jalan ke pantai,aku bisa bermanja-manja dengan orangtuaku,tapi bagiku anak kecil tetaplah anak kecil,dia pasti ingin merasakan rasanya bermain dengan teman. Kupikir saat itu,aku anak kecil yang hanya bisa berontak, menangis,bermain sesuka hati, membuat jengkel, dan tak peduli aku punya teman atau tidak. Karena 1 lagi "aku hanyalah anak kecil"

***

Sukoharjo, tahun 2010

Sudah se-dewasa ini ternyata. Sudah mampu berdiri sendiri dengan ditopang dari belakang oleh orangtuaku. Kira-kira aku seperti apa besok,lusa,minggu depan,10 tahun ke depan??

who knows??




Tidak ada komentar:

Posting Komentar